Dinasti Qajar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- ️Sat Apr 26 2008
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dinasti Qajar | |
---|---|
![]() | |
Negara | Negara Agung Persia |
Wangsa induk | Garis keturunan Qoyunlu suku Qajar |
Gelar | Shah Iran |
Didirikan | 1789 |
Pendiri | Agha Mohammad Shah (1789–1797) |
Penguasa terakhir | Ahmad Shah (1909–1925) |
Dilengserkan | 1925 |
Cabang kadet | Keluarga Bahmani |

Dinasti Qajar (juga dieja sebagai Qadjar, Kadjar, atau Ghajar) adalah sebuah dinasti kerajaan yang memerintah Persia (sekarang Iran) dari tahun 1789 hingga 1925. Dinasti ini didirikan oleh Agha Mohammad Khan Qajar, seorang pemimpin suku Qajar, setelah jatuhnya Dinasti Zand. Masa pemerintahan Dinasti Qajar menandai periode perubahan besar dalam sejarah Persia, mencakup pergeseran politik, sosial, dan ekonomi yang signifikan, serta interaksi yang intens dengan kekuatan-kekuatan asing.
Agha Mohammad Khan Qajar mendirikan dinasti ini pada tahun 1789 setelah berhasil mengalahkan Karim Khan Zand, pendiri Dinasti Zand. Meskipun Agha Mohammad Khan telah menyatakan dirinya sebagai shah pada tahun 1789, ia baru resmi dinobatkan pada tahun 1796 setelah menaklukkan seluruh wilayah Persia dan menjadikan Teheran sebagai ibu kota.
Fath Ali Shah (1797–1834) melanjutkan usaha pendahulunya dengan memperkuat kontrol Qajar di seluruh Persia. Masa pemerintahannya ditandai oleh konflik dengan Kekaisaran Rusia dalam dua perang besar (Perang Rusia-Persia 1804–1813 dan 1826–1828). Perjanjian Gulistan (1813) dan Perjanjian Turkmenchay (1828) yang mengakhiri perang tersebut mengakibatkan Persia kehilangan wilayah-wilayah penting di Kaukasus, termasuk Georgia, Dagestan, Armenia, dan Azerbaijan.
Pada abad ke-19, Dinasti Qajar menghadapi tekanan besar dari kekuatan-kekuatan kolonial seperti Rusia dan Inggris. Upaya modernisasi dimulai pada masa pemerintahan Naser al-Din Shah Qajar (1848–1896), yang memerintah selama hampir 50 tahun. Ia melakukan reformasi administratif, militer, dan infrastruktur. Namun, modernisasi ini sering terhambat oleh intervensi asing dan korupsi internal.
Naser al-Din Shah juga menjadi shah Qajar pertama yang mengunjungi Eropa. Perjalanan ini memberikan wawasan baru bagi Persia tetapi juga menambah beban finansial karena banyak proyek ambisiusnya dibiayai melalui pinjaman asing.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Dinasti Qajar semakin kehilangan kekuatan politiknya. Revolusi Konstitusional Persia (1905–1911) memaksa Mohammad Ali Shah Qajar untuk menerima pembentukan Majelis Nasional Persia (Majlis) dan konstitusi yang membatasi kekuasaan monarki.
Selama masa pemerintahan Ahmad Shah Qajar (1909–1925), pengaruh Dinasti Qajar semakin melemah akibat ketidakstabilan politik, tekanan ekonomi, dan intervensi asing. Ahmad Shah dianggap tidak efektif dalam mengelola negara, sehingga membuka jalan bagi munculnya Reza Khan, seorang pemimpin militer yang akhirnya menggulingkan dinasti tersebut.
Dinasti Qajar mempertahankan sistem pemerintahan monarki absolut, meskipun dengan pengaruh aristokrasi dan ulama yang signifikan. Setelah Revolusi Konstitusional, sistem ini berubah menjadi monarki konstitusional, dengan Majlis sebagai badan legislatif. Namun, kendali monarki tetap kuat hingga akhir pemerintahan Qajar.
Dinasti Qajar meninggalkan warisan budaya yang kaya. Seni Qajar meliputi lukisan miniatur, arsitektur, dan seni dekoratif yang berkembang pesat. Istana Golestan di Teheran, misalnya, adalah salah satu peninggalan arsitektur Qajar yang paling terkenal dan sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
Qajar juga dikenal karena mempromosikan sastra dan puisi Persia. Banyak seniman dan penulis terkenal berkembang selama periode ini, meskipun budaya Persia juga mulai dipengaruhi oleh pengaruh Barat.
Ekonomi Qajar sangat bergantung pada pertanian, perdagangan, dan pajak. Namun, dinasti ini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk inflasi, korupsi, dan eksploitasi sumber daya oleh kekuatan asing. Konsesi ekonomi kepada Inggris dan Rusia, seperti konsesi tembakau yang kontroversial, menimbulkan ketidakpuasan rakyat.
Dinasti Qajar berakhir pada tahun 1925 ketika Ahmad Shah Qajar digulingkan oleh Reza Khan, yang kemudian mendirikan Dinasti Pahlavi. Ahmad Shah, yang dianggap lemah dan tidak mampu memimpin negara, menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam pengasingan di Eropa.
Meskipun dinasti ini runtuh, pengaruhnya masih terasa dalam sejarah dan budaya Iran. Periode Qajar sering dianggap sebagai masa transisi antara Persia tradisional dan modern, dengan banyak institusi modern, seperti sistem pendidikan dan transportasi, berasal dari era ini.
- Agha Mohammad Khan Qajar (1789–1797)
- Fath Ali Shah Qajar (1797–1834)
- Mohammad Shah Qajar (1834–1848)
- Naser al-Din Shah Qajar (1848–1896)
- Mozaffar al-Din Shah Qajar (1896–1907)
- Mohammad Ali Shah Qajar (1907–1909)
- Ahmad Shah Qajar (1909–1925)
- Persia
- Sejarah Persia
- Sejarah Iran
- Daftar raja Persia
- Mirza Kouchek Khan
- Abdolhossein Teymourtash
- Seni Qajar
- Amanat, Abbas. Iran: A Modern History. Yale University Press, 2017.
- Keddie, Nikki R. Modern Iran: Roots and Results of Revolution. Yale University Press, 2006.
- Lambton, Ann K. S. Persian Political Thought. Cambridge University Press, 1980.
- The Qajar (Kadjar) Pages
- Qajars Dynasty[pranala nonaktif permanen] Turkoman dynasty of the Shahs of Persia
- Qajar Family Website
- Royal Ark-Qajar Website by Christopher Buyers
- Royal Ark-Qajar Website by Christopher Buyers
- Some Photos of Qajar Family Members Diarsipkan 2008-04-26 di Wayback Machine.
- A slide show of the Qajar Era, 1781-1925: YouTube
- Mohammad-Reza Tahmasbpoor, History of Iranian Photography: Early Photography in Iran, Iranian Artists' site, Kargah Diarsipkan 2007-10-16 di Wayback Machine.