kompas.id

Ngawi, Magnet Industri Beras Nasional yang Memikat Pemain-pemain Besar

  • ️MELATI MEWANGI, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, STEFANUS ATO, HARRY SUSILO
  • ️Wed Jun 12 2024

Kabupaten Ngawi memiliki peran penting dalam ketahanan pangan nasional. Banyak industri beras mendirikan pabrik di sana.

Oleh

MELATI MEWANGI, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, STEFANUS ATO, HARRY SUSILO

· 5 menit baca

Petani sedang memanen padi menggunakan mesin pemanen modern atau "Combine Harvester" di Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2024).
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI

Petani sedang memanen padi menggunakan mesin pemanen modern atau "Combine Harvester" di Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2024).

(Tulisan ke-4 dari 13)

Kabupaten Ngawi bisa jadi tidak sepopuler daerah lain di Jawa Timur, kecuali bagi mereka yang mendalami dan menyukai sejarah. Ada Museum Trinil yang menunjukkan bahwa kabupaten ini merupakan tempat penemuan pertama fosil manusia purba di Tanah Air.

Tidak hanya itu, Ngawi juga terkenal sebagai salah satu lumbung padi di Jatim, bahkan nasional. Merujuk pada portal Pemerintah Kabupaten Ngawi, sekitar 40 persen dari total luas wilayah Ngawi berupa sawah. Tak heran, jika melintasi Jalan Tol Trans-Jawa, akan disuguhi pemandangan sawah sepanjang ruas tol Sragen-Ngawi.

Baca juga : Upaya Bertahan Hidup dengan Produksi Beras Ketan

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim tahun 2023, Ngawi menduduki peringkat kedua penghasil beras terbanyak di Jatim, yakni 445.336,1 ton beras dari total luas panen 124.922,92 hektar. Peringkat pertama adalah Lamongan (461.188,28 ton beras). Kemudian, setelah Ngawi, ada Kabupaten Bojonegoro (407.637,03 ton beras).

Lanskap sawah yang telah dipanen di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (29/3/2024). Terlihat sebagian sawahnya telah ditanami padi kembali.
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI

Lanskap sawah yang telah dipanen di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (29/3/2024). Terlihat sebagian sawahnya telah ditanami padi kembali.

Ketiga kabupaten itu berkontribusi 14 persen dari total produksi beras di Jatim yang mencapai 9,71 juta ton dan menempatkan provinsi itu sebagai daerah penghasil padi tertinggi secara nasional mengalahkan Jawa Barat. Empat tahun berturut-turut, Jatim menjadi produsen padi tertinggi secara nasional.

Menariknya, luasan sawah panen padi di Bojonegoro jauh lebih banyak dibandingkan dengan Ngawi, yakni 132.712,02 hektar. Akan tetapi, produksi beras Ngawi lebih tinggi daripada Bojonegoro. Presiden Joko Widodo mengakui keunggulan produksi beras Ngawi di acara Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar pada Maret 2023 di sana.

Jika dibandingkan dengan daerah sentra padi di Jabar, produksi beras di Ngawi pada 2023 masih di bawah lumbung padi nasional, seperti Indramayu (819.872 ton) dan Karawang (633.300 ton).

Pabrik pengolahan padi PT. Wilmar Padi Indonesia di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (31/3/2024).
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI

Pabrik pengolahan padi PT. Wilmar Padi Indonesia di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (31/3/2024).

Pertengahan Maret 2024, terlihat sejumlah petani di Ngawi memanen lahannya. Gabah mereka tak hanya laku dijual di sekitar Ngawi, tetapi juga dikirim ke Klaten, Demak, dan Jakarta. Ngawi berada di area perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah yang dimudahkan dengan jalur tol. Beras Ngawi dapat dengan mudah didistribusikan ke mana pun.

Posisi ini memikat perusahaan besar, di antaranya PT Wilmar Padi Indonesia, PT Surya Pangan Semesta, dan PT Daya Tani Sembada. Sebagian besar gabah yang dipanen di Ngawi banyak diserap oleh produsen beras tersebut. Mereka juga menyerap gabah dari kabupaten di sekitar Ngawi, seperti Magetan, Madiun, Sragen, dan Grobogan.

Sawah di Ngawi rata-rata bisa ditanami padi hingga tiga kali. Artinya, sepanjang tahun tidak ada jeda waktu kosong membiarkan lahan diam. Produktivitas beras di Ngawi lumayan tinggi, mungkin karena tingkat kesuburan tanahnya, yakni berdekatan dengan Gunung Lawu dan diapit oleh dua sungai, Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.

Aktivitas penggilingan padi kecil di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (14/5/2024). Ngawi merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Timur dan nasional.
KOMPAS/HARRY SUSILO

Aktivitas penggilingan padi kecil di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (14/5/2024). Ngawi merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Timur dan nasional.

Pengairan

Selain dari Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, pengairan sawah di Ngawi juga banyak dibantu adanya sumur bor dari pompa yang dibangun petani di sekitar sawah.

Menurut Wawan, petani asal Ngawi, para petani di wilayahnya tidak begitu mengharapkan bantuan pemerintah. Mereka memilih untuk mandiri terutama dalam memenuhi kebutuhan pengairan sawahnya. Misalnya, membuat sumur dan pompa (sibel) sendiri seharga Rp 25 juta untuk kedalaman 40 meter.

“Banyak petani mandiri tetapi tidak pernah dihargai hasilnya dan dipandang sebelah mata sama pemerintah,” ucapnya.

Kedalaman sumur di setiap sawah berbeda, tergantung kondisi tanah dan kesediaan air setelah dibor. Seringkali kedalamannya bisa lebih dari 40 meter untuk mendapatkan air. Sumur dengan kedalaman demikian bisa digunakan untuk mengairi satu hektar sawah setiap harinya.

Baca juga : Panen Raya Padi Usai, Harga Beras Berpotensi Naik Lagi

Sementara air dari sungai irigasi hanya bisa mengairi sawah secara bergantian, yakni dijatah seminggu sekali untuk dialiri selama satu jam. Padahal, idealnya seminggu awal tanam harus dialiri air tiga kali seminggu. Pada musim kemarau, intensitas untuk mengairi sawah meningkat jadi setiap hari.

Pabrik pengolahan padi PT. Daya Tani Sembada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI

Pabrik pengolahan padi PT. Daya Tani Sembada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).

Keberadaan sumur sangat membantu petani untuk bisa melakukan tiga kali tanam padi. Namun, tidak semua petani mampu membangun sumur dan pompa. Mereka yang tidak mampu biasanya ikut dengan sumur tetangga dengan membayar ongkos pulsa listrik Rp 4.000 per jam.

Bayu Dwi Apri Nugroho, pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem di Universitas Gadjah Mada, mengatakan, pembuatan sumur irigasi di Ngawi dan beberapa daerah di Jawa Timur dapat menjadi contoh untuk diterapkan di daerah lain. Mengingat air merupakan komponen penting dalam proses tanam padi.

Namun, biaya pembangunan sumur yang tidak sedikit menjadi kendala bagi sejumlah petani. Bayu menyarankan agar sumur dibangun secara bersama-sama dari dana desa atau kelompok tani.

“Sawah itu tidak harus selalu digenangi, tetapi disesuaikan dengan fasenya. Mendekati panen, justru airnya dikurangi. Ini contoh pertanian ramah lingkungan,” ucap Bayu.

Presiden Joko Widodo melakukan panen raya di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jatim, Sabtu (11/3/2023).
HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN

Presiden Joko Widodo melakukan panen raya di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jatim, Sabtu (11/3/2023).

Teknologi pertanian

Faktor penunjang produktivitas padi adalah dukungan dari pemerintah daerah yang mendorong pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Bahkan beberapa petani di Ngawi telah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan justru memperbanyak pupuk organik di sawahnya.

Pupuk organik ini mereka buat sendiri dari campuran bahan, antara lain sisa sampah makanan dari dapur, kotoran unggas, kotoran ternak, dan sampah dedaunan.

Selain berpengaruh pada peningkatan produktivitas, beras yang ditanam dengan minim pupuk kimia diyakini menghasilkan rasa yang jauh lebih enak. Selama di Ngawi, Kompas singgah ke rumah makan atau warung nasi untuk bersantap. Tekstur nasinya pera, tetapi saat dikunyah pulen.

Pabrik pengolahan padi PT. Surya Pangan Semesta di Ngawi, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI

Pabrik pengolahan padi PT. Surya Pangan Semesta di Ngawi, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).

Petani asal Ngawi, Karsi meyakini padi yang diberi pupuk ramah lingkungan menghasilkan rasa beras yang jauh lebih enak dan sehat.

Ongkos yang dikeluarkan untuk membeli pupuk kimia buatan pabrik pun jauh lebih mahal dibandingkan dengan membuat pupuk alami sendiri. Ia mencontohkan ongkos produksi bisa mencapai 15 juta per hektar, namun penggunaan pupuk ramah lingkungan mampu menghemat hingga Rp 3 juta-Rp 5 juta.

Baca juga : HET Beras dan Penggilingan Padi

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Dydik Rudy Prasetya mengatakan Ngawi dinobatkan sebagai daerah Peduli Ketahanan Pangan tahun 2023 oleh Gubernur Jatim saat peringatan Hari Pangan Sedunia di Provinsi Jatim. Ngawi adalah daerah penghasil padi nomor dua terbesar di Jatim.

Menurutnya, Ngawi banyak menerapkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. “Indeks Pertanaman (IP) rata-rata di Ngawi adalah 2,8. Pada lahan irigasi, IP padi rata-rata 3. Dengan adanya irigasi perpompaan di daerah lahan tadah hujan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan indeks pertanaman,” kata Rudy.

Editor:

ANDY RIZA HIDAYAT, HARRY SUSILO